Siapapun yang telah melakukan itu, maka dia telah melakukan fitnah yang sangat keji terhadap Jasmev." Keduanya, Prabowo dan Jokowi tidak akan menolak siapa pun yang mendukung, apakah katolik, protestan, budha, hindu, syi'ah atau ahmadiyah. Respon Jokowi dan Prabowo itu sama dalam isu ini. Jika ada kabar yang menurutmu baik bagimu
Filipi4:6. Merasa khawatir adalah hal yang manusiawi. Akan tetapi, kamu tidak bisa selamanya hidup dengan penuh kekhawatiran. Maka dari itu, seperti kata-kata bijak rohani Kristen penyejuk hati yang diambil dari Alkitab ini, serahkanlah kekhawatiranmu pada Allah lewat doa supaya kamu merasa lebih tenang. 22.
Siapayang banyak melakukan pendidikan kristen bagimu - 21302250 sefiani22 sefiani22 28.01.2019 terjawab Siapa yang banyak melakukan pendidikan kristen bagimu 1 Lihat jawaban Iklan Iklan whitegirlrpp6tbb8 whitegirlrpp6tbb8 Apakah iktibar yang boleh dicontohi daripada perjuangan nasinalisme di mesir dan empayar uthmaniyah
Siapalagi yang dapat mempunyai maksud demikian kalau bukan Allah yang kekal? Secara istilah Natal berarti upacara yang dilakukan oleh orang Kristen untuk memperingati hari kelahiran yesus.Peringatan Natal baru tercetus antara tahun 325 - 354 oleh Paus Liberius, yang ditetapkan tanggal 25 Desember, sekaligus menjadi momentum penyembahan
xJXgCd8. Apa artinya menjadi murid Tuhan kita Yesus Kristus? Murid adalah seseorang yang telah dibaptiskan dan bersedia untuk mengambil ke atas dirinya nama Juruselamat dan mengikuti Dia. Seorang murid berusaha untuk menjadi sebagaimana Dia adanya dengan menaati perintah-perintah-Nya dalam kefanaan, sama seperti seorang yang magang berusaha untuk menjadi seperti majikannya. Banyak orang mendengar kata murid dan memikirkan artinya hanya “pengikut.” Namun kemuridan sejati adalah suatu keadaan. Ini menyarankan lebih dari sekadar menelaah dan menerapkan daftar sifat-sifat individu. Murid hidup sedemikian rupa sehingga karakteristik Kristus terjalin menjadi serat ke dalam diri mereka, yang membentuk permadani rohani. Dengarkan undangan Rasul Petrus untuk menjadi seorang murid Juruselamat “Justru karena itu kamu harus dengan sungguh-sungguh berusaha untuk menambahkan kepada imanmu kebajikan, dan kepada kebajikan pengetahuan, dan kepada pengetahuan penguasaan diri, kepada penguasaan diri ketekunan, dan kepada ketekunan kesalehan, dan kepada kesalehan kasih akan saudara-saudara, dan kepada kasih akan saudara-saudara kasih akan semua orang.”1 Dan sebagaimana Anda dapat melihat, menjalin permadani rohani akan kemuridan pribadi memerlukan lebih dari sekadar jalinan tunggal. Di zaman Juruselamat, ada banyak yang mengaku saleh dalam satu atau lain aspek dari kehidupan mereka. Mereka menjalankan apa yang saya sebut kepatuhan selektif. Sebagai contoh, mereka menaati perintah untuk tidak bekerja di hari Sabat tetapi mengkritik Juruselamat karena menyembuhkan di hari kudus Mereka memberi sedekah kepada yang miskin tetapi hanya menawarkan kelebihan mereka—apa yang tidak mereka perlukan bagi diri mereka Mereka berpuasa tetapi hanya dengan wajah yang Mereka berdoa tetapi hanya untuk dilihat Yesus berfirman, “Mereka mendekat kepada-Ku dengan bibir mereka, tetapi hati mereka jauh dari-Ku.”6 Pria dan wanita semacam itu mungkin berfokus pada menguasai sebuah sifat atau tindakan tertentu namun tidak menjadi sebagaimana Dia adanya dalam hati mereka. Mengenai ini, Yesus menyatakan “Banyak orang akan berseru kepada-Ku Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan mukjizat demi nama-Mu juga? Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah daripada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan.”7 Sifat-sifat Juruselamat, sebagaimana yang kita rasakan, bukan suatu skrip untuk diikuti atau daftar untuk dipenuhi. Itu adalah jalinan karakteristik, ditambahkan satu pada yang lain, yang berkembang dalam diri kita dalam cara-cara interaktif. Dengan kata lain, kita tidak dapat memperoleh satu karakter seperti Kristus tanpa juga memperoleh dan memengaruhi yang lainnya. Sewaktu satu karakteristik menjadi kuat, demikian juga banyak yang lainnya. Dalam 2 Petrus dan dalam Ajaran dan Perjanjian bagian 4, kita belajar bahwa iman kepada Tuhan Yesus Kristus adalah dasar. Kita mengukur iman kita yang dengannya itu menuntun kita untuk melakukan—dengan kepatuhan kita. “Jika kamu akan memiliki iman kepada-Ku,” Tuhan berjanji, “kamu akan memiliki kuasa untuk melakukan apa pun yang adalah arif menurut-Ku.”8 Iman adalah katalisator. Tanpa perbuatan, tanpa kehidupan yang bajik, iman kita tidak memiliki kuasa untuk mengaktifkan kemuridan. Sungguh, iman adalah Dan juga, Paulus menjelaskan, “Tambahkan[lah] kepada imanmu kebajikan.” Kebajikan ini lebih dari sekadar kemurnian seksual. Itu kebersihan dan kekudusan dalam pikiran dan tubuh. Kebajikan adalah juga kuasa. Sewaktu kita dengan setia menjalankan Injil, kita memiliki kuasa untuk menjadi bajik dalam setiap pikiran, perasaan, dan tindakan. Pikiran kita menjadi lebih terbuka terhadap bisikan-bisikan Roh Kudus dan Terang Kita mempribadikan Kristus tidak hanya dalam apa yang kita katakan dan lakukan namun juga dalam siapa jati diri kita. Petrus melanjutkan, “Tambahkan dalam kebajikan [Anda] pengetahuan.” Sewaktu kita menjalani kehidupan yang bajik, kita jadi mengenal Bapa Surgawi dan Putra-Nya dalam cara yang istimewa. “Barangsiapa mau melakukan kehendak [Bapa]. Ia akan tahu entah ajaran-Ku ini berasal dari Allah.”11 Pengetahuan ini adalah kesaksian pribadi, yang terlahir dari pengalaman pribadi. Itu adalah pengetahuan yang membentuk kita, agar “terang [kita] mengikat pada terang-[Nya], dan kebajikan [kita] mengasihi kebajikan-[Nya].”12 Dengan kehidupan kita yang bajik, kita melakukan perjalanan dari “saya percaya’” menuju tujuan mulia “saya tahu.” Petrus menasihati kita untuk menambahkan “pengetahuan kepada penguasaan diri; dan pada penguasaan diri ketekunan.” Sebagai para murid yang berpenguasaan diri, kita menjalankan Injil dalam cara yang seimbang dan mantap. Kita tidak “lari lebih cepat daripada kekuatan [yang kita miliki].”13 Setiap hari kita bergerak maju, tidak terpengaruh oleh tantangan-tantangan kefanaan yang memurnikan. Menguasai diri dengan cara ini, kita mengembangkan ketekunan dan kepercayaan kepada Tuhan. Kita mampu bersandar pada rancangan-Nya bagi kehidupan kita, meskipun kita tidak dapat melihatnya dengan mata alami kita Oleh karena itu, kita dapat “diam dan [mengetahui] bahwa [Dia] adalah Allah.”15 Ketika kita dihadapkan pada badai kesengsaraan, kita bertanya, “Apakah yang Engkau kehendaki aku pelajari dari pengalaman ini?” Dengan rencana dan tujuan-tujuan-Nya dalam hati kita, kita bergerak maju tidak hanya dengan bertahan dari segala sesuatu namun juga bertahan dengan tekun dan Ketekunan [kesabaran] ini, Petrus mengajarkan, menuntun kita kepada kesalehan. Sebagaimana Bapa sabar terhadap kita, anak-anak-Nya, kita menjadi sabar terhadap satu dengan yang lain dan diri kita sendiri. Kita senang dengan hak pilihan orang lain dan kesempatan yang diberikannya kepada mereka untuk bertumbuh “baris demi baris,”17 “tumbuh makin cemerlang dan makin cemerlang sampai hari yang sempurna.”18 Dari penguasaan diri kepada ketekunan, dan ketekunan kepada kesalehan, sifat kita berubah. Kita memperoleh kebaikan persaudaraan yang merupakan tanda dari semua murid sejati. Seperti orang Samaria yang Murah Hati, kita melintasi jalan untuk melayani kepada siapa pun yang membutuhkan, bahkan jika mereka bukan dalam lingkaran teman-teman Kita memberkati mereka yang mengutuk kita. Kita melakukan kebaikan kepada mereka meski mereka menganiaya Adakah sifat yang lebih saleh atau seperti Kristus? Saya bersaksi bahwa upaya-upaya yang kita buat untuk menjadi murid Juruselamat kita benar-benar ditambahkan sampai kita “memiliki” Kasih ini adalah ciri khas seorang murid Kristus “Sekalipun aku dapat berkata-kata dengan semua bahasa manusia dan bahasa malaikat, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama dengan gong yang berkumandang dan canang yang gemerincing. Sekalipun aku mempunyai kasih karunia untuk bernubuat dan aku mengetahui segala rahasia dan memiliki seluruh pengetahuan; dan sekalipun aku memiliki iman yang sempurna untuk memindahkan gunung, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama sekali tidak berguna.”22 Adalah iman, pengharapan, dan kasih yang membuat kita memenuhi syarat bagi pekerjaan “Demikianlah tinggal … ketiga hal ini, yaitu iman, pengharapan, dan kasih, dan yang paling besar di antaranya inilah kasih.”24 Brother dan sister, sekarang lebih dari sebelumnya, kita tidak bisa menjadi “murid paruh waktu”! Kita tidak bisa menjadi murid hanya pada satu poin ajaran atau yang lainnya. Konstelasi [kumpulan] karakteristik yang dihasilkan dari iman kepada Kristus—termasuk karakteristik-karakteristik yang telah kita bahas hari ini—semuanya penting untuk kita berdiri kukuh di zaman akhir ini. Sewaktu kita dengan sungguh-sungguh berupaya untuk menjadi murid sejati Yesus Kristus, karakteristik-karakteristik ini akan terjalin, ditambahkan, dan secara interaktif diperkuat dalam diri kita. Tidak akan ada ketidakseimbangan antara kebaikan yang kita perlihatkan kepada musuh-musuh kita dan kebaikan yang kita berikan kepada teman-teman kita. Kita akan menjadi sama jujurnya ketika tidak seorang pun melihat sebagaimana ketika orang lain menyaksikan. Kita akan menjadi sama berdedikasinya kepada Allah di depan umum sebagaimana ketika kita di kamar pribadi kita. Saya bersaksi bahwa semua orang dapat menjadi murid Juruselamat. Kemuridan tidak dibatasi oleh usia, jenis kelamin, asal usul etnis, atau pemanggilan. Melalui kemuridan individu kita, kita, sebagai Orang Suci Zaman Akhir, membangun kekuatan kolektif untuk memberkati brother dan sister kita di seluruh dunia. Sekarang adalah waktunya untuk bertekad diri untuk menjadi murid-Nya dengan segala ketekunan. Brother dan sister, kita semua dipanggil untuk menjadi murid Juruselamat. Biarlah konferensi ini menjadi kesempatan Anda untuk “[memulai] seperti pada zaman dahulu, dan datanglah kepada [Dia], dengan sepenuh hatimu.”25 Ini adalah Gereja-Nya. Saya memberikan kesaksian khusus saya bahwa Dia hidup. Semoga Dia memberkati kita dalam pencarian kekal kita untuk menjadi murid-murid yang berbakti dan gagah berani. Dalam nama Yesus Kristus, amin.
Nama Helena KristinaKelas XI MIPA 2 Mata Pelajaran Agama KristenRelasi Bermakna Antara Keluarga dan SekolahkuKegiatan 1 Curah PendapatKemukakan menurut pendapat kamu, bagaimana seharusnya pendidikan yang baik bagi anak dan remaja di rumah dan sekolah? Apa saja yang harus dipenuhi oleh keluarga maupun sekolahmu dalam dunia pendidikan? Bagaimana tanggapan kamu tentang pendidikan pada masa sekarang ini?Jawaban Pendidikan anak dan remaja di sekolah tentu nya harus lebih di fasilitas kan denganfasilitas yang layak, mengapa demikian? Karena fasilitas tersebut akan membantu prosesbelajar anak dan remaja sehingga dapat memudahkan nya, kedua dalam proses mengajar jugaharus dengan metode yang berbeda. Anak dan remja juga perlu refresh, jangan dituntut untukselalu berpikir. Beri mereka metode yang mengasyikkan dan masukkan pembelajaran didalamnya agar anak dan remaja tidak bosan dan cepat tangkap, dan jangan sekali-kalimemberi anak dan remaja perbandingan dengan tujuan memotivasi jutsru menjatuhkansemangat anak. Sementara pendidikan anak dan remaja di rumah, kita harus mendisiplinkankan waktu kepada mereka. Beri anak dan remaja pengertian dengan pemahaman yang merekadapat cerna dengan baik, dan bantu anak dan remaja dalam perkembangan belajar mereka di mana letak kesulitan nya, ajak anak dan remaja belajar bersama-sama. Menurut saya pendidikan pada masa sekarang ini sudah memasuki pendidikan yangmodern,kita dapat mempelajari pendidikan dari bidang manapun dan melalui media dengan menggunakan media, memudahkan kita untuk mempelajari 2 Diskusi dalam Kelompok Kecil Buatlah kelompok kecil, 2-3 siswa dalam satu kelompok. Diskusikan pertanyaan panduan ini1. Menurutmu siapa yang banyak melakukan pendidikan Kristen bagimu? Mengapa? 2. Menurut kamu bagaimana supaya baik keluarga, gereja, dan sekolah dapat memaksimalkanpendidikan Kristen bagi kamu?
Oxford, Kekristenan memiliki lebih dari denominasi di seluruh dunia. Pengikut Yesus tersebar di seluruh dunia. Tetapi dari 2 miliar orang Kristen dipisahkan menjadi ribuan denominasi. Pantekosta, Presbiterian, Lutheran, Baptis, Apostolik, Metodis - dan daftarnya terus berlanjut. Live Science, 27/02. Perkiraan menunjukkan ada lebih dari 200 denominasi Kristen di Amerika dan secara global, menurut Pusat Studi Kekristenan Global. Jadi mengapa agama Kristen memiliki begitu banyak cabang? Pandangan sepintas menunjukkan bahwa perbedaan dalam kepercayaan, perebutan kekuasaan, dan korupsi semuanya memiliki peran. Tetapi pada tingkat tertentu, perbedaan dan keragaman telah menjadi penanda Kekristenan sejak awal, menurut Diarmaid MacCulloch, profesor emeritus sejarah gereja di Universitas Oxford di Inggris. "Tidak pernah ada Kekristenan yang bersatu," katanya kepada Live Science. Gereja mula-mula dimulai dari awal pelayanan Yesus, pada 27 M hingga 325 M, dibagi berdasarkan geografi. Gaya ibadah dan interpretasi ajaran Yesus bervariasi berdasarkan budaya dan adat istiadat daerah, menurut Bruce Gordon, seorang profesor sejarah gerejawi di Yale Divinity School. Tetapi ada juga pemutusan atau perpecahan besar atas teologi Kristen selama ini. Salah satu perpecahan awal yang paling menonjol, kontroversi Arian di awal abad keempat, membagi gereja tentang hubungan Yesus dengan Tuhan. Arius, seorang pendeta dari Aleksandria, Mesir, menyatakan bahwa karena Yesus "diperanakkan", atau dibawa oleh Tuhan. Dia adalah keilahian yang lebih rendah daripada Tuhan. Tetapi Athanasius, seorang teolog Aleksandria, menyatakan bahwa Yesus adalah inkarnasi Tuhan. "Ini menyebabkan pergolakan besar di Kekaisaran Romawi," kata Christopher West, seorang mahasiswa doktoral Kristen kuno dan studi abad pertengahan di Universitas Yale. "Itu memecah umat Kristen di Kekaisaran Romawi menjadi dua." Konsili Nicea - sekelompok teolog dan cendekiawan yang dikumpulkan Kaisar Konstantin I pada tahun 325 M - akhirnya berpihak pada Arius. Tetapi terlepas dari pandangan resmi gereja, orang Kristen terus terbagi tentang masalah ini selama lebih dari satu abad. Kemudian, pada 1054, Kristen Ortodoks Timur memisahkan diri dari Katolik Roma Barat dalam apa yang dikenal sebagai Skisma Besar. Kedua kelompok tidak setuju tentang pengambilan sakramen - simbol agama yang diyakini mengirimkan rahmat ilahi kepada orang beriman. Lebih jauh, orang Kristen Ortodoks Timur tidak setuju dengan kepercayaan Romawi bahwa para imam harus tetap selibat dan bahwa paus Roma memiliki otoritas atas kepala gereja Timur, menurut Encyclopedia Britannica. Bahkan ada perpecahan sementara, yang dikenal sebagai Skisma Barat, di dalam Gereja Katolik sendiri pada tahun 1378, ketika dua pria, dan akhirnya yang ketiga, mengaku sebagai pewaris kepausan yang sejati. Perpecahan itu berlangsung hampir 40 tahun, dan pada saat itu diselesaikan pada tahun 1417, para paus yang bersaing telah secara signifikan merusak reputasi kantor kepausan. Terlepas dari segelintir perpecahan ini, Gereja Katolik berhasil menekan cabang Kristen potensial lainnya "sebagian dengan penganiayaan berkelanjutan [termasuk] ekspedisi militer yang sebenarnya terhadap beberapa yang dilabeli bidat. Tetapi kemudian juga pada sistem penyelidikan baru tentang kepercayaan orang-orang, yang disebut inkuisisi. "Dengan dukungan dari penguasa sekuler, bidat mungkin akan dibakar atau dipaksa untuk menyangkal keyakinan mereka," kata MacCulloch kepada Live Science melalui email. Tetapi setelah Reformasi Protestan pada tahun 1517, jumlah denominasi benar-benar mulai berlipat ganda. Reformasi - dipicu oleh sejumlah peristiwa, terutama 95 Tesis Martin Luther - menekankan iman pribadi. Gerakan ini adalah reaksi terhadap fakta bahwa penafsiran Alkitab, rahmat diberikan cinta dan belas kasihan secara spontan dari Tuhan, pengampunan dosa dan masuk ke surga semuanya dimediasi melalui para pendeta dalam Katolik. Luther dan para pengikutnya mengklaim bahwa Alkitab, bukan hierarki gereja, adalah otoritas tertinggi atas semua orang, termasuk para imam dan paus. Dan bahwa beberapa praktik gerejawi, seperti pemberian indulgensi membayar uang gereja untuk diampuni dari dosa adalah korup. Awalnya, hanya ada beberapa kelompok Protestan besar, tetapi akhirnya, Reformasi mengantarkan lebih banyak cabang Kristen. Pada abad ke-17, kata kontemporer "denominasi" mulai digunakan untuk menggambarkan cabang agama, Michelle Sanchez, seorang profesor teologi di Harvard Divinity School, mengatakan kepada Live Science melalui email. Protestan telah menggunakan kitab suci untuk mengkritik Gereja Katolik Roma, mengklaim bahwa setiap orang percaya dapat membaca kitab suci dan memiliki hubungan pribadi dengan Tuhan. Tapi kemudian, "masalah yang jelas muncul penafsiran kitab suci siapa yang benar?" Kata Sanchez dalam sebuah wawancara. Ketika orang percaya memperdebatkan kitab suci dan sakramen, gereja-gereja dibentuk dan dipisahkan berdasarkan banyak sekali interpretasi alkitabiah, cara beribadah dan struktur organisasi. Dari perdebatan ini, denominasi seperti Presbiterian, Mennonit, Baptis dan Quaker berakar. Denominasi Protestan lainnya dibentuk dari permainan untuk mendapatkan kekuasaan, seperti ketika Henry VIII memulai Gereja Inggris pada tahun 1534. "Dia ingin menegakkan otonomi politik Inggris, dan salah satu cara untuk melakukannya adalah otonomi agama dari Roma," West memberi tahu Live Science. Dia juga terkenal menginginkan perceraian yang ditolak gereja. Meskipun perpecahan dapat dilihat sebagai perpecahan atau bahkan menyebabkan konflik kekerasan antara denominasi saingan, perpecahan ini memiliki sisi positif. "Ada semacam mekanisme anti-korupsi dalam fragmentasi," karena perpecahan ini dapat menawarkan hak pilihan kepada orang-orang di posisi sosial yang lebih rendah, kata Sanchez. Misalnya, setelah Reformasi menantang otoritas kepausan, warga kota dapat mulai mempertanyakan otoritas agama tentang praktik-praktik yang korup atau meragukan. Kemungkinan akan ada lebih banyak pemisahan dan pembentukan denominasi yang akan datang. Dalam menilai perbedaan di antara mereka, MacCulloch menawarkan nasihat dari Yesus sendiri "Dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka" Matius 716. Artinya, Anda dapat belajar tentang mereka "dalam kaitannya dengan apa yang mereka lakukan, perilaku mereka," MacCulloch menjelaskan. "Itu ujian yang cukup bagus." 37552
Christian Education as part of the spiritual sciences in empirical science, are called to be able to test the certainty, truth, vision and understanding that develops in the middle of the community context that has been usurped by modern science that developed out of the Word of God. Christians as the perpetrators of Christian education in itself to know that God is the source of truth, has expressed his truth in the Word and Person. In effect, scientific Christian education starts from the belief that true knowledge is not knowledgethat separate themselves from the self-knowing. Therefore, the formulation of Christianeducation philosphical explained various aspects of life, not separated from the framework ofbiblical thought. Source of Christian epistemology, namely the Bible, providing very much information in the Old Testament and New Testament relating to the methodology used by God in the educational process. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free KEILMUAN PENDIDIKAN KRISTENMETODE DAN KEILMIAHANNYAJunihot SimanjuntakAbstrakChristian Education as part of the spiritual sciences in empirical science, are calledto be able to test the certainty, truth, vision and understanding that develops in the middleof the community context that has been usurped by modern science that developedout of the Word of God. Christians as the perpetrators of Christian education in itself toknow that God is the source of truth, has expressed his truth in the Word and Person. Ineffect, scientific Christian education starts from the belief that true knowledge is notknowledgethat separate themselves from the self-knowing. Therefore, the formulation ofChristianeducation philosphical explained various aspects of life, not separated from theframework ofbiblical thought. Source of Christian epistemology, namely the Bible,providing very much information in the Old Testament and New Testament relating to themethodology used by God in the educational Kristen sebagai bagian dari ilmu-ilmu rohani dalam ilmu empirik,terpanggil untuk dapat menguji kepastian, kebenaran, pandangan dan pemahamanyang berkembang di tengah-tengah konteks masyarakat yang telah dirasuki oleh ilmupengetahuan modern yang berkembang lepas dari Firman Allah. Orang Kristen sebagaipelaku pendidikan Kristen itu sendiri tahu bahwa Allah adalah sumber kebenaran, telahmenyatakan kebenaran-Nya itu dalam Sabda dan Pribadi. Pada hakekatnya, keilmuanpendidikan Kristen bertitik tolak dari keyakinan, bahwa pengetahuan yang sejati bukanlahpengetahuan yang memisahkan diri dari diri yang mengetahui. Karena itu, rumusanfalsafahi pendidikan Kristen memaparkan berbagai segi kehidupan, tidak lepas darikerangka pemikiran Alkitab. Sumber epistemologi Kristen, yaitu Alkitab, menyediakansangat banyak informasi dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru yang berhubungandengan metodologi yang digunakan oleh Tuhan dalam proses pendidikan.]Kata kunci keilmuan, pendidikan Kristen, metode dan ilmiahPengantarSecara umum, ilmu filsafatdibedakan menjadi lima cabang besar,yaitu 1 metafisika atau ilmu tentang yangada sebagai ada berbicara mengenairealitas sebagaimana adanya; 2epistemology atau filsafat ilmupengetahuan; 3 etika atau filsafat moralbaik buruknya perilaku manusia; 4 logikabagaimana berpikir secara tepat; dan 5estetika atau filsafat seni tentangkeindahan.Filsafat ilmu sebagai cabang keduadari ilmu filsafat adalah penyelidikantentang ciri-ciri pengetahuan ilmiah dancara-cara untuk memperolehnya. Ataudalam artian, filsafat ilmu adalahmerupakan suatu penyelidikan lanjutanterhadap kegiatan-kegiatan ilmiah ataucara memperoleh pengetahuan ilmiahtehadap obyek-obyek serta masalah-masalah dari masing-masing ilmu. Yangdimaksudkan dengan kata “ilmiah” yangterdapat dalam ungkapan “pengetahuanserta cara kerja ilmiah” secara umummenunjuk pada tiga pengenalan, yaitupengetahuan yang mempunyai dasarpembenaran, bersifat sistematik danbersifat ilmiah yang merupakanJurnalKharisEdisiIV,Juli2009-Desember2009 1 pengetahuan yang mempunyai dasarpembenaran, pengaturan cara kerja ilmiah-nya diarahkan untuk memperoleh derajatkepastian yang sebesar proses, ilmu pengetahuanmemisahkan dua hal, yaitu evidensi dankepastian. Semua ilmu empirik mengejarkepastian. Dunia ilmu-ilmu empirik biasanyadibagi dalam dua belahan. Belahan yangsatu meliputi ilmu-ilmu alam, belahan yanglain meliputi apa yang dinamakan ilmu-ilmu manusia, ilmu-ilmu budaya, ilmu-ilmurohani dan ilmu-ilmu perilaku atau ilmu-ilmumasyarakat. Beerling, 1986 101.Pendidikan Kristen sebagai bagiandari ilmu-ilmu rohani dalam ilmu empirik,terpanggil untuk dapat menguji kepastian,kebenaran, pandangan dan pemahamanyang berkembang di tengah-tengah konteksmasyarakat yang telah dirasuki oleh ilmupengetahuan modern yang berkembanglepas dari Firman Allah. Orang Kristensebagai pelaku pendidikan Kristen itusendiri tahu bahwa Allah adalah sumberkebenaran, telah menyatakan kebenaran-Nya itu dalam Sabda dan Pribadi. Karenaitu, rumusan falsafahi pendidikan Kristenmemaparkan berbagai segi kehidupan,tidak lepas dari kerangka pemikiranAlkitab. Dr. Theodore Platinga dalamChristian Philosophy within Biblical Boundsmengemukakan “Christian philosophy ofthe highest and the best sort will not neglectwhat God has given us in His revelation”Platinga, 199160. Ditambahkan pulaoleh Beliau bahwa Alkitab berbicarabanyak tentang manusia, yakni manusiayang hadir dan bergulat di tengah alamsemesta ini. Hal yang sama juga menjadipokok perbincangan filsafat, yakni tentangasal, makna dan tujuan manusia Platinga,199154-60.Dengan mencermati pokok tersebutdi atas, maka pemikiran tentang pendidikanKristen yang didasarkan pada persfektifAlkitab harus dapat dibuktikan sebagai ilmu,jika ia ingin diterima sebagai bagian dariilmu pengetahuan. Untuk itu maka makalahini akan membahas “Keilmuan PendidikanKristen berdasarkan tinjauan terhadapmetode dan keilmiahannya”.Pertanyaan yang menjadi pengarahpenelitian adalah sebagai berikut apakahpengertian pendidikan secara umum?Apakah pengertian pendidikan secaraKristen? Bagaimana gambara metodekeilmuan pendidikan Kristen? Danbagaimana juga gambaran keilmuanpendidikan Kristen?Pengertian PendidikanBerdasarkan pengertian istilah,pendidikan dapat dikatakan berasaldari dua kata Latin educatus denganistilah jabarannya educare dan pertama memberi arti “merawat,memperlengkapi dengan gizi, agarsehat dan kuat”. Yang kedua berarti“membimbing keluar dari ….” Berdasarkanpengertian ini, pendidikan dapat dikatakansebagai upaya sadar, dan bersengajauntuk memperlengkapi seseorang, atausekelompok orang, guna membimbingnyakeluar dari satu tahapan keadaan hidupke suatu tahapan hidup lainnya yang lebihbaik. Sidjabat, 199615.John Dewey merumuskanpendidikan sebagai proses membentukpendekatan cerdas danemosional terhadap dunia alam dansesama manusia. Boehlke, 2005621.Pendidikan juga didefenisikansebagai keseluruhan pengalaman belajarsetiap orang sepanjang hidupnya. Dalampengertian yang maha luas, pendidikanberlangsung tidak dalam batasan usiatertentu, tetapi berlangsung sepanjanghidup lifelong sejak lahir bahkan sejakawal hidup dalam kandungan hingga mati.Mudyahardjo, 200146.Montessori berpandangan, bahwapendidikan memperkenalkan cara dan jalankepada peserta didik untuk membina dirinyasendiri. Mardiatmadja, 198649. Langeveld menyatakan, bahwapendidikan adalah pemberian bimbingandan bantuan rohani bagi yang masihmemerlukan. Dr. J. Riberu mengatakan,bahwa pendidikan adalah bantuan supayaorang dapat membantu dirinya dalamsegala bidang hidup. Riberu, 1970121.2 JurnalKharisEdisiIV,Juli2009-Desember2009 O. Soewargana mengatakan,bahwa pendidikan mau mempersiapkanagar generasi mendatang matangdan siap, dibekali ilmu pengetahuanserta keterampilan dan kemampuanjiwani maupun jasmani, untukmelakukan tugas dan tanggung jawab’.Soewargana,196915.Boleh pula disebutkan bahwapendidikan adalah proses terorganisasikan,yang membuat sadar akan segala realitas,agar dia dapat sampai kepada Tuhansebagai tujuan akhirnya. Gucken danSheridan, 19819.Dan akhirnya, George R. Knightmelengkapi, bahwa pengetahuan adalahproses lain daripada pendidikan sekolahyang tidak terbatas pada konteks adalah proses kekal yangdapat terjadi setiap waktu dan di setiaptempat. Knight, 20069.Dalam pengertian komprehensifsemacam di atas, maka pendidikanmerupakan usaha yang dilakukan olehorangtua dalam keluarga, guru dalamsekolah, setiap warga dalam masyarakatdan pemerintah dalam negara. Mengingatkedudukan keluarga sebagai kelompokhidup dasar yang paling primer, makaorangtua adalah pendidik yang pertama Pendidikan KristenDari sudut sejarah, pembahasantentang pendidikan dimulai dari teoripendidikan yang diprakarsai oleh HoraceBushnell menjelang akhir abad yangkedua, yakni sejak pendirian SekolahMinggu. Pendirian sekolah minggu initelah menjadi awal pendidikan Kristenterhadap pelayanan jemaat dan bidangteologi yang berkembang secara gemilang,dan mendorong munculnya penemuandan pemikiran yang mendahului lahirnyazaman modern, secara khusus penemuandan pemikiran yang dilahirkan padaantara tahun 1880 dan 1980. Boehlke,2005511,523. Dalam bab dua Boehlkemenjabarkan secara detail perihal berbagaiperkembangan yang dicapai dunia padaabad ke-15 dan ke-16, setelah Bushnell mendirikan sekolah fakta tinjauansejarah yang dipaparkan Boehlke dalamSejarah Perkembangan Pikiran danPraktek Pendidikan Agama Kristen jilidII dapat disimpulkan bahwa pendidikanKristen itu sendiri jauh lebih tua usianyadari pendidikan umum. Bahkan dapatdiklaim, bahwa pendidikan Kristen-lahyang melahirkan pendidikan umum yangsedang terjadi pada abad modern ini. Olehsebab itu, pendidikan Kristen tidak dapatdipersempit pada asumsi dan pengidentikandengan agama Kristen Belaka. PendidikanKristen sangat luas karena berlangsung dikeluarga, sekolah PAK, dan gereja PWG.Isu-isu penting dalam pendidikanKristen meliputi 1 Pokok-pokok filosofipendidikan Kristen tentang bagaimanakita mendefenisikan pendidikan Kristenitu?; 2 Tujuan pendidikan Kristen untukapa?; 3 Murid/peserta didik siapamereka?; 4 guru/pendidik Kristensiapa mereka?; 5 Kurikulum apayang diajarkan?; 6 Metode pendidikanbagaimana mewujudkannya?; 7 Fungsisosial sekolah/konteks pendidikan danpembelajaran apakah sekolah hanyatempat belajar kognitif, psikomotoris?; dan8 Evaluasi pendidikan bagaimana kitatahu kita mencapai tujuan?.Prof. Robert W. Pazminomendefenisikan pendidikan Kristen sebagai“usaha bersengaja dan sistimatis, ditopangoleh upaya rohani dan manusiawi untukmentransmisikan pengetahuan, nilai-nilai,sikap-sikap, keterampilan-keterampilandan tingkah laku yang mengupayakanperubahan, pembaharuan dan reformasipribadi-pribadi, kelompok bahkan strukturoleh kuasa Roh Kudus, sehingga pesertadidik hidup sesuai dengan kehendak Allahsebagaimana dinyatakan oleh Alkitab,terutama dalam Yesus Kristus”. Pendidikan Kristen Suatu TinjauanTeologis – Filosofis28JurnalKharisEdisiIV,Juli2009-Desember2009 3 Metode dalam Keilmuan PendidikanKristenSumber epistemologi Kristen,Alkitab, menyediakan sangat banyakinformasi dalam Perjanjian Lama danPerjanjian Baru yang berhubungan denganmetodologi yang digunakan oleh Tuhandalam proses keilmuan pendidikanyang digunakan Allah dalam PerjanjianLama adalah metode instruksional. Dikutipdari Knight, 1980216.Perjanjian Lama mengungkapkanbahwa Israel kuno secara total terbenamdalam lingkungan pendidikan yangdibangun untuk membantu di spiritual,intelektual, sosial, dan pengembangan fisikbangsa Israel. Lingkungan pendidikandisusun untuk menyediakan pengalamanbelajar yang kekal dari kelahiran sampaikematian yang diselenggarkan pada hari-hari libur, tahun yobel, saat peribadatan,dan dalam peringatan hari lingkungan bidang pendidikanyang ada di Israel dilaksanakan dandikembangkan berdasarkan instruksilangsung dari metode pendidikandalam Perjanjian baru dikembangkanberdasarkan metode Tuhan Kristen belajar banyak melaluisatu induksi dan analisis belajar darimetode Tuhan Yesus yang diceritakandalam kitab kita teliti dengan baik, dalamInjil Matius digambarkan bagaimana Yesusmenggunakan berbagai metode. Beberapametode yang didemonstrasikan oleh Yesusadalah ceramah dan khotbah fasal 5dan 13, bertanya, menjawab pertanyaan,mengemukakan perumpamaan/kiasan, mengemukakan perbandingan,mendemonstrasikan, memberikan tugas,kebersamaan, mengemukakan pujian,menggunakan Kitab dalam Injil Yohanes,metode yang digunakan Yesus untukmenyampaikan kebenaran tentang diri-Nya,tentang Allah, dan tentang aspek-aspek lainadalah menjawab pertanyaan, termasukpertanyaan Nikodemus, wanita Samaria,juga orang-orang yang berdebat dengan-Nya; mengajukan pertanyaan, melakukantanda, memberikan wejangan khusus bagimurid-murid-Nya dalam fasal 14-15 dan 16;bersama-sama dengan para murid; denganperbuatan. Dia membasuh kaki murid-murid-Nya fasal 13.Keilmiahan dalam Keilmuan PendidikanKristenKeilmiahan dalam keilmuanpendidikan Kristen dikaji dari sudutepistemologi dan aksilogi iman Epistemologi Gerika epistemeberarti penyelidikan tentang sumber, sifat,metode dan keterbatasan pengetahuanmanusia. Epistemologi sering jugadiartikan sebagai “teori pengetahuan”yang berhubungan dengan validitas ataupembenaran atau pun epistemologi yang kita milikisudah tentu turut mempengaruhi konsepdan strategi pendidikan Kristen. Itulahsebabnya dalam menguji keilmiahan dalamkeilmuan pendidikan Kristen, epistemologipendidikan Kristen harus diperbincangkandari sudut pandang iman Kristen,sebagaimana akan diperbincangkan berikutiniPertama, dimensi pertanyaan yang sering munculdalam kaitan dengan dimensi pengetahuanini, antara lain Apakah realitas dapatdiketahui secara sesungguhnya? Jika ya,bagaimana caranya? Adakah yang disebutkebenaran absolut mutlak? Tidakkahkebenaran itu relative? Bagaimanakahrelasi manusia dengan pengetahuan?Apakah manusia berperan sebagaipenerima, pastisipan, penguasa, ataupenghasil pengetahuan? Apakah adapengetahuan yang benar-benar objektif?Adakah pengetahuan yang bergantungkepada pengalaman manusia?Yang terutama harus kita tegaskanialah bahwa dalam iman Kristen, manusiamemiliki dimensi intelek, kreativitas, yangmendorongnya mencari pengetahuan,hikmat dan kebenaran. Ia dapat memahami4 JurnalKharisEdisiIV,Juli2009-Desember2009 realitas serta meluaskan wawasannyabahkan untuk mengerti realitas demikian, sebagai makhlukyang terbatas, tentu pengetahuan yangdiperolehnya menjadi terbatas karena dilemanya yang adapadanya sebagai makhluk Allah yang telahjatuh ke dalam dosa, manusia dapatberbuat kekeliruan dalam menyimak danmengungkapkan Kristen berupayamembimbing orang untuk memilkipemahaman bahwa Allah sendirilah sumberkebenaran. Dalam batas tertentu, manusiamemang bisa menjadikan dirinya sebagaisumber pengetahuan. Akan tetapi terlepasdengan hubungan dengan Allah, kebenaranyang dipahaminya cenderung bersifat semusaja. Karena itu, ia memerlukan kebenaranAllah. Kebenaran yang dinyatakan Allahbagi manusia tidak saja sifatnya abstrak,teoritis, tetapi juga mewujud dalam PribadiYesus Kristus. Sebagaimana dituliskandalam Injil Yohanes, Yesus berkata, “Akulahjalan dan kebenaran dan hidup …” Karena itu keilmuan pendidikanKristen bertitik tolak dari keyakinan,bahwa pengetahuan yang sejati bukanlahpengetahuan yang memisahkan diri dari diriyang sumber pengetahuan. Dalampemahaman Kristen, Allah adalah sumberkebenaran dan pengetahuan. Manusiadiberi-Nya mandate untuk mencari danmengembangkan pengetahuan, denganpotensi dan kemampuan yang mencari dan mengemukakanpengetahuan, manusia melakukan ataumengalami proses belajar. Peristiwabelajarnya melibatkan keseluruhan dimensikepribadiannya. Dalam perbuatan belajar,intelek, emosi, kehendak, dan bagian-bagian dari panca indera, semuanya turutterlibat. Karena itulah, keseluruhan aspekdari diri kita ikut aktif menjadi instrumenuntuk mengetahui, dan memperolehkebenaran Allah. Maka, pendidikan Kristenterpanggil untuk member penyuluhanmengenai terjadinya proses belajar dalamdiri dan kehidupan manusia. Selain itu,pendidikan Kristen member dorongan agarmanusia belajar dari berbagai sumberkebenaran, dan menguji kebenaran itu dariprinsip-prinsip Alkitab. Dan juga, pendidikanKristen berupaya membantu peserta didikmemahami, mengerti Alkitab secara memilki fungsi luas, mencakupsebagai pengajaran, agar orang mengenalkebenaran; sebagai pendidikan sehinggaorang hidup dalam kebenaran; sebagaituntunan, bimbingan dan yang mampumemperbaiki kelakuan 2 Tim. 316-17.Ketiga, pengujian kebenaran. Didalam dunia epistemologi, orang dapatmenguji kebenaran berdasarkan tigakriteria atau prinsip utama. Pertama, prinsipkorespondensi, dimana apa yang kitaketahui itu setia faithful terhadap realitasobyektif. Tidak bertentangan. Tidak bertolakbelakang. Kedua, prinsip koherensi dankonsistensi. Artinya, jika satu ide, gagasanyang kita miliki dikaji ulang dengan kristeriapenilaian sebelumnya, serta ditelusuridari berbagai segi, ternyata hasilnya tetapbersesuaian, maka hal itu mengandungkebenaran. Ketiga, prinsip pragmatis, yakniberdasarkan nilai manfaat dari pengetahuanatau kebenaran itu sendiri dalam dengan hal tersebut,pendidikan Kristen bertugas untukmendorong individu dan kelompokuntuk memiliki pola pikir kritis. Merekaharus bersedia secara jujur mengujipengetahuan yang dimilikinya. Tidak bolehkita memiliki iman yang buta, atau yangemosional belaka. Dengan mengarahkanorang bersedia menguji keyakinan yangdianutnya, pendidikan Kristen berupayauntuk membawa orang ke luar daribelenggu perasaan dan intuisi. Namundalam hal ini bukan berarti aspek perasaandan intuisi kurang penting atau kurangbernilai dalam kehidupan adalah bahwa aspek intelekindividu dan kelompok perlu mendapatpenjelasan, disiplin, latihan danpemampuan di dalam program pendidikanKristen. Seperti yang ditegaskanJurnalKharisEdisiIV,Juli2009-Desember2009 5 oleh Yesus, manusia di panggil Allah untukmengasihi Dia dengan segenap hati, jiwa,akal budi dan kekuatan Mrk. 1229-30.Aksiologi adalah cabang dari filosofiyang mencari jawaban pertanyaan “Apakahnilai itu?” Aksiologis dibangun pada konsepkenyataan dan kebenaran. Aksiologi,seperti halnya metafisika dan epistemologi,berdiri pada fondasi proses utama dari pendidikan adalahpengembangan pilihan. Kelas adalah teaterAksiologi guru, dimana guru tidak dapatmenyembunyikan moral mereka bidang aksiologi pendidikan, gurusecara terus-menerus menginstruksikanmelalui tindakan mereka kepada kelompokanak muda yang sangat mudah dipengaruhiyang menerima dan meneladani strukturnilai guru mereka pada tingkat yang dari George R. Knight. Philosophyand Education. Berrien Springs, MichiganAndrews University dapat diartikansebagai sesuatu yang berharga,berkualitas, bermakna dan bertujuan dalamkehidupan manusia, individu dan orang menimbang nilai dengankadar “baik” atau “buruk”. Makna nilai dalampendidikan Kristen sendiri adalah untukmenawarkan nilai hidup baru yangbersumber dan berakar dari Firman memberikan nilai hidup ini dalam imanKristen adalah Yesus Kristus. Iamemberikan dan mengajarkan nilai hidupbagi setiap orang yang terbuka kepada-Nya. Selanjutnya, ia mendesak danmemungkinkan agar nilai-nilai hidup itumenembusi segi-segi kehidupan orangpercaya. Dalam kerangka itulah, makapendidikan Kristen terpanggil untukmembimbing orang memahami nilai-nilaibudayanya dengan baik, serta menilainyadari segi terang Firman Tuhan, danselanjutnya mengambil tindakan-tindakankonkret. Dikutip dari senantiasa memandang alamini dari satu pihak, dari satu jurusan. Tidakada jalan lain bagi ilmu untuk mengetahuialam dan Penciptanya. Sebab itu, kalau kitahendak mengetahui alam dan Penciptanyadengan jalan ilmu, dari awal kita sudahmembawa ukuran, membawa peralatankerja dengan mengambil peninjauan yangtertentu. Dari sekian masalah kita hanyadapat mengambil beberapa saja, yangkita anggap penting bagi pengetahuankita, lalu kita selidiki bagaimana duduknyadan hubungan sebab akibatnya. Ukuranitu disebut metode. Tiap-tiap ilmu adalahpengetahuan yang teratur tentangpekerjaan hukum kausal dalam satugolongan masalah yang sama tabiatnya,maupun menurut kedudukannya tampakdari luar, maupun menurut bangunannyadari dalam. Ilmu apa juga, ia harusmemenuhi syarat ini, barulah boleh disebutilmu! Mohammad Hatta, dalam PengantarKe Djalan Ilmu dan ilmu pengetahuan berguna bagiumat manusia, maka ilmu pengetahuanharus menjadikan Alkitab sebagai bahanpenelitian ilmiah, karena hanya Alkitabsebagai satu-satunya sumber ini telah dibuktikan oleh seorangfilsuf bernama Herman Dooyewerd yangmembahas empat belas motif agamawiyang pernah dipakai di dunia Barat selamamillennia terakhir filsafat Yunani kuno,Skolastisisme, Humanisme, dan FirmanAllah. Hasil analisis tersebut menyimpulkanbahwa hanya pilihan terakhir baca FirmanAllah yang bebas dari bahaya dualisme,karena Firman Allah berpegang padaasas, yaitu 1 semuanya harus dimengertiberdasarkan proses-proses yang sedangberlangsung, dan 2 segala sesuatuberakhir dengan kematian. PetimbanganDooyewerd ini penting, karena tidakmungkin kita sampai kepada pengertianyang benar berdasarkan dua asas yangmasing-masing berdiri sendiri. Hal ini sesuaidengan yang dikemukakan Yesus tentangkemustahilan berpegang pada dua asasdalam Injil Matius 6 iman Kristen, manusiamemiliki dimensi intelek, kreativitas, yangmendorongnya mencari pengetahuan,hikmat dan kebenaran. Pendidikan Kristen6 JurnalKharisEdisiIV,Juli2009-Desember2009 berupaya membimbing orang untuk memilkipemahaman bahwa Allah sendirilah sumberkebenaran. Kebenaran yang dinyatakanAllah bagi manusia tidak saja sifatnyaabstrak, teoritis, tetapi juga mewujuddalam Pribadi Yesus Kristus. Sebagaimanadituliskan dalam Injil Yohanes, Yesusberkata, “Akulah jalan dan kebenaran danhidup …” Yoh. 146. Karena itu keilmuanpendidikan Kristen bertitik tolak darikeyakinan, bahwa pengetahuan yang sejatibukanlah pengetahuan yang memisahkandiri dari diri yang RUJUKANBeerling, Kwee, Mooij Van Peursen,Pengantar Filsafat Tiara Wacana, Robert R. SejarahPerkembangan Pikiran danPraktek Pendidikan Agama Kristenjilid II., 2005. Jakarta BPK R. Knight, Isu-isu dan Alternatifdalam Filosofi Pendidikan. BogorPenerbit Yayasan, 2006. Kasih and Education. BerrienSprings, Michigan Andrews Mohammad, Pengantar Ke DjalanIlmu dan Pengetahuan. Jakarta Djakarta, Arthur G. Segala Kebenaranadalah Kebenaran Allah. JakartaPercetakan Timur Agung, Tantangan DuniaPendidikan. Yogyakarta PenerbitKanisius, Redja, Filsafat IlmuPendidikan Suatu Penerbit PT. RemajaRosdakarya, Sains, Iman dan Penerbit B. Samuel, Strategi Pendidikan Kristen Suatu Tinjauan Teologis– Filosofis. Yogyakarta PenerbitYayasan Andi 1996..Sudarminta, J. Epistemologi Penerbit Kanisius, Mas. 1998JurnalKharisEdisiIV,Juli2009-Desember2009 7 ResearchGate has not been able to resolve any citations for this has not been able to resolve any references for this publication.
menurutmu siapa yang banyak melakukan pendidikan kristen bagimu mengapa